Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dari Januari, 2025

I Felt Better When I Have Done Write Down My Feelings

I felt better when I have done write down my feelings. Ungkapan itu tidak berlebihan rasanya. Ungkapan yang entah muncul dari mana. Ungkapan yang betul-betul menggambarkan perasaanku saat ini. Hidupku terlalu lelah untuk aku ceritakan melalui kata-kata. Hanya melalui frasa aku dapat bercerita karena rasanya tidak ada yang benar-benar memahami apa yang aku rasa. Tidak ada pula yang dapat aku percaya. Bercerita bukan perkara mudah bagiku yang sejak kecil terbiasa memendam segalanya. Bersyukurnya aku Tuhan telah menciptakan tulisan. Memberikan aku kemampuan membaca dan mengeja serta menulis untuk menumpahkan segala rasa. Oh, sungguh hanya ini yang bisa aku lakukan. Namun kenapa aku baru menyadarinya sekarang? Mungkin ini memang waktu yang tepat untukku yang diberikan Tuhan kepadaku untuk menyadari semuanya. Tentang segala rasa yang tersimpan harus aku tuangkan dalam tulisan. Aku belum memahami korelasi antara pengalaman masa laluku dengan kondisiku saat ini. Dulu aku begitu menggebu...

Terima Kasih Tuhan

Sulit rasanya untuk menjelaskan semuanya. Tentang segala hal yang tengah aku rasakan. Duniaku berubah dengan sekejap mata. Direnggut dan dilemparkannya diriku ke sebuah tempat asing. Sebuah daerah atau kawasan baru yang disebut Kabupaten A3. Tak pernah terbesit dalam benakku akan sejauh ini perbedaan yang aku hadapi. Mulai dari mayoritas dalam hal kepercayaan menjadi minoritas. Berlanjut perihal makanan yang terbiasa penuh dengan rasa saat lidah mengecap berubah hanya sekadar micin yang dirasa. Soal akses mobilisasi yang mana semuanya terasa jauh dan melelahkan. Bahkan di sini aku baru merasa kegiatan mandi adalah hal yang teramat istimewa. Bukan aku yang mengintervensi namun akulah yang diintervensi. 'Memerdekakan' diri dari belenggu keserbabaruan ini saja aku belum sepenuhnya sanggup. Bagaimana mungkin aku dapat memberikan pengaruhku kepada kondisi masyarakat di sini? Masih terlalu jauh panggang dari pada api. Seringnya aku jadi melamun sendiri. Membandingkan kondisiku dengan...

Rindu

Di tengah gempuran suara jangkrik yang beralun. Dengan segelas extra joss susu yang sudah tandas. Berteman dingin yang menyelimuti. Perasaan itu muncul, menyapa kembali, menunjukkan diri lagi. Sulit untuk bisa menghindar dari tikamannya yang perih. Aku mengenalnya tanpa sengaja. Berawal dari sebuah candaan di awal perjumpaan kami. Saat itu kami belum pernah mengenal satu sama lain. Belum pernah berjumpa fisik barang sekali. Belum pula pernah bertukar sapa dan cerita melalui gawai. Menjadi aneh rasanya ketika justru saat ini dia lah penyebab perasaan ini muncul dan menghantui. Semuanya serba cepat dan seperti tanpa rencana. Aku mengirimkan surat kaleng kepadanya dengan sebatang coklat yang tak seberapa harganya. Sejak saat itu hubungan kami menjadi istimewa. Setidaknya itu yang aku rasakan. Bagaimana dengan dia? Semoga dia juga mempunyai rasa yang sama, utuh dan bulat seperti yang aku rasakan. Namanya Indah, tentu saja seindah orangnya. Dia lebih muda dariku 4 tahun. Entah sihir apa yan...