Langsung ke konten utama

Aku Kembali!




     Hi! Aku kembali.

    Sudah lama sejak terakhir kali aku menggoreskan tinta di lamanku. Senang rasanya bisa kembali lagi dan mulai mewarnai laman yang sudah lama tak terjamah ini. Sejauh ini aku masih belum mendapatkan ide untuk mengisi laman ini lagi tapi cepat atau lambat aku akan mencari ide. Mungkin akan aku mulai dari apa yang selama ini aku rasakan yang nantinya akan aku tuangkan kembali dalam tulisan-tulisanku.

    Aneh. Rasanya aneh bisa kembali aktif menulis lagi. Apalagi momennya sangat tepat di penghujung tahun 2023. Sebagai tanda kembalinya aku di sini aku ingin sedikit mencurahkan perasaanku dan harapanku di tahun yang baru nanti.

    Baik, mari kita mulai dari apa yang aku rasakan beberapa waktu yang lalu sampai dengan sekarang. Jujur aku tidak tahu harus menuliskan atau menjelaskan dari mana. Karena begitu banyak momen dan peristiwa yang telah aku lalui dari terakhir kali aku aktif menulis. Hmm, aku sedang menarik nafas dan berfikir sejenak.

    Oke kita mulai. September 2021 aku diterima bekerja di perusahaan yang bergerak dalam industri logam mulia. Aku bersyukur dapat melalui dua tahunku dengan baik dan mengesankan. Di mulai dari aku yang setiap beberapa bulan sekali berpindah kota. Dimulai dari Bali, Bandung, Bekasi, Bogor, dan terakhir aku terdampar di pulau Sumatra tepatnya di kota Medan. Pengalaman yang mengesankan dan menyenangkan namun sekaligus melelahkan karena harus terus beradaptasi dengan lingkungan baru yang aku temui. Aku bersyukur diberikan kesempatan itu. Namun kisah indahku tak lama lagi akan berakhir. Tinggal menghitung hari sampai di tanggal 10 Februari 2023 aku resmi bercerai dengan perusahaan yang telah memberikan aku kesempatan pertama untuk bekerja secara profesional.

    Alasanku sederhana. Aku ingin mengejar cita-citaku. Aku ingin mengejar mimpi ku untuk melanjutkan pendidikan ke jenjang lebih tinggi dari Diploma IV. Aku ingin terus berkembang dan mematangkan diri secara ilmu yang aku rasa tidak dapat aku gapai jika aku bertahan lebih lama di tempat yang sekarang. Semoga apa yang aku semogakan didengar langit. Dimudahkan dan diberikan kekuatan serta semangat yang tak putus untuk mengejar mimpiku. Semoga juga aku diberikan kesempatan untuk melanjutkan pendidikan di luar negeri. Sempat aku luangkan sedikit waktuku untuk mencari kampus mana yang cocok dan bisa aku jadikan mimpi untuk aku melanjutkan mimpi. Technical University of Munich (TUM) inilah kampus yang ingin aku gapai. Semoga!

    Ada beberapa hal lain yang aku syukuri dari perjalananku selama dua tahun jauh dari orang tua dan rumah. Aku sudah bisa menangis sendiri di malam hari di kamar kost yang sepi. Menangisi diri dan kehidupan ke depan yang masih menjadi misteri. Melelahkan. Namun itulah kehidupan. Semakin hari semakin aku sadar bahwa kita jangan hanya berdoa untuk dimudahkan dalam menghadapi kehidupan namun juga diberikan kekuatan serta kesabaran dalam menjalaninya. Karena terkadang apa yang kita keluhkan sebenarnya adalah 'jalan' dari apa yang kita doakan selama ini.

    Aku juga bersyukur di tahun 2023 aku dapat menunaikan salah satu cita-citaku setelah bisa bekerja dan mendapatkan uang sendiri yaitu memberangkatkan Ibu umroh ke tanah suci. Jika diingat-ingat kembali seperti mimpi. Tabungan setahun bekerja sebesar 30 juta aku berikan sepenuhnya untuk Ibuku tercinta. Aku ridho dan ikhlas atas semua itu. Untuk orang yang telah berjasa besar dalam hidupku. Dari mengandung, membesarkan, merawat, dan mendidik hingga menjadi seorang pemuda yang kuat bergelut dengan kenyataan hidup. Semoga engkau juga ridho dengan anakmu ini, Bu.

    Masih banyak lagi hal-hal baik yang telah aku temui dan jalani. Namun keterbatasan ide untuk menuliskannya menghambat aku melanjutkan tulisan ini. Izinkan aku mengakhiri tulisanku dengan bersyukur kepada Tuhanku Allah SWT yang telah memberikan kehidupan. Untuk orang-orang yang aku jumpai dan telah memberikan kesan dan pelajaran berharga. Kepada diriku sendiri terima kasih telah berjuang sejauh ini. Tantangan masih akan berat kedepannya. Kamu belum sepenuhnya mengerti aku dan aku belum sepenuhnya memahi kamu. Aku harap kamu akan terus berjuang menjadi pribadi yang lebih baik lagi kedepannya dan semakin dapat bermanfaat untuk orang lain.

    Terima kasih telah meluangkan waktu untuk membaca tulisanku. Semoga hari-hari kalian diberikan keberkahan dan dilimpahkan kebaikan. Semoga kita semua diberikan kemampuan untuk dapat memahami diri sendiri dan mengoptimalkan diri untuk menjadi pribadi yang lebih baik lagi. Terima kasih.

    Medan, 30 Desember 2023

    MIM

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Rindu

Di tengah gempuran suara jangkrik yang beralun. Dengan segelas extra joss susu yang sudah tandas. Berteman dingin yang menyelimuti. Perasaan itu muncul, menyapa kembali, menunjukkan diri lagi. Sulit untuk bisa menghindar dari tikamannya yang perih. Aku mengenalnya tanpa sengaja. Berawal dari sebuah candaan di awal perjumpaan kami. Saat itu kami belum pernah mengenal satu sama lain. Belum pernah berjumpa fisik barang sekali. Belum pula pernah bertukar sapa dan cerita melalui gawai. Menjadi aneh rasanya ketika justru saat ini dia lah penyebab perasaan ini muncul dan menghantui. Semuanya serba cepat dan seperti tanpa rencana. Aku mengirimkan surat kaleng kepadanya dengan sebatang coklat yang tak seberapa harganya. Sejak saat itu hubungan kami menjadi istimewa. Setidaknya itu yang aku rasakan. Bagaimana dengan dia? Semoga dia juga mempunyai rasa yang sama, utuh dan bulat seperti yang aku rasakan. Namanya Indah, tentu saja seindah orangnya. Dia lebih muda dariku 4 tahun. Entah sihir apa yan...

Terlalu Jauh

Sulit sekali rasanya mendeskripsikan apa yang sedang aku rasakan. Kecenderungan untuk terus merasa sensitif, mudah marah, murung berhari-hari, sulit berkomunikasi, senang menyendiri, dan kesulitan untuk tidur. Perasaan yang semakin hari semakin menguasai diri. Sulit menghindar apalagi meninggalkan. Di mana letak kesalahan diri ini? Mencoba menelusuri setiap persimpangan. Mencoba segala hal dari kebaikan hingga keburukan. Nyatanya sulit sekali untuk menemukan jawaban. Seolah diri ini dibuat bingung dengan keadaan. Apa yang sebenarnya terjadi? Apa yang salah dalam diri ini? Sudah cukup lelah diri ini untuk terus mencari. Keputusasaan seolah telah menanti, melambai, dan mulai menghampiri. Pagi ini, tanpa sengaja terlintas dalam pikiranku untuk menonton podcast Ust. Felix Siauw dengan Remond Chin. Podcast yang membahas mulai dari pentingnya nalar berpikir dalam beragama, jodoh, hingga membahas persoalan pemimpin. Menelusuri detik demi detik dan cukup banyak hal baru yang diri ini peroleh. ...

I Felt Better When I Have Done Write Down My Feelings

I felt better when I have done write down my feelings. Ungkapan itu tidak berlebihan rasanya. Ungkapan yang entah muncul dari mana. Ungkapan yang betul-betul menggambarkan perasaanku saat ini. Hidupku terlalu lelah untuk aku ceritakan melalui kata-kata. Hanya melalui frasa aku dapat bercerita karena rasanya tidak ada yang benar-benar memahami apa yang aku rasa. Tidak ada pula yang dapat aku percaya. Bercerita bukan perkara mudah bagiku yang sejak kecil terbiasa memendam segalanya. Bersyukurnya aku Tuhan telah menciptakan tulisan. Memberikan aku kemampuan membaca dan mengeja serta menulis untuk menumpahkan segala rasa. Oh, sungguh hanya ini yang bisa aku lakukan. Namun kenapa aku baru menyadarinya sekarang? Mungkin ini memang waktu yang tepat untukku yang diberikan Tuhan kepadaku untuk menyadari semuanya. Tentang segala rasa yang tersimpan harus aku tuangkan dalam tulisan. Aku belum memahami korelasi antara pengalaman masa laluku dengan kondisiku saat ini. Dulu aku begitu menggebu...