Awan hitam kembali menyelimuti hati dan pikiranku ketika aku menyadari bahwa aku tidak hidup untuk diriku sendiri. Aku hidup untuk orang lain. Aku hidup untuk diterima orang lain bukan diterima oleh diriku sendiri. Menjadi diri yang tidak enak-an, selalu mengiyakan dan takut dipandang buruk orang lain. Lelah juga rasanya terus membohongi diri.
Pernah gak sih kalian merasa se-insecure itu sama diri sendiri? Mungkin ada yang pernah dan mungkin juga ada yang baik-baik saja melaluinya. Tapi entah mengapa aku selalu merasa insecure di setiap saat dan di setiap waktu. Aku selalu merasa bahwa aku ini berbeda dari orang lain. Aku selalu merasa bahwa orang-orang tidak mempedulikan aku. Aku selalu merasa bahwa orang-orang tidak benar-benar menganggap aku ada. Maka dari itu aku sering berusaha untuk menyenangkan orang lain. Mengiyakan setiap yang diminta. Memberikan setiap yang aku punya. Berkorban untuk orang lain secara berlebihan. Bodohnya, bahkan untuk diri sendiri hanya sedikit aku melakukannya.
Aku tidak pernah tau di mana letak kesalahannya. Mungkin memang sudah salah sejak pertama aku dilahirkan. Atau karena memang takdir yang salah eja dari Tuhan. Ingin aku mencaci diri ku sendiri. Karena aku lelah dengan semua ini. Kenapa aku tak pernah puas dengan diriku sendiri? Kenapa aku harus mendapatkan validasi dari orang lain? Ribuan kali aku bertanya pada diri ini dan beribu kali pula tak menemukan jawaban. Hanya perasaan sedih yang justru datang. Kesal berjuta kesal dengan kehidupan. Bajingan!
Andaikan dulu aku tak begini, andaikan dulu aku tak begitu. Andaikan nasib aku seperti dia, andaikan tampang aku mirip dia. Andaikan aku dari keluarga kaya, andaikan aku dari keluarga terhormat. Andaikan aku punya teman, andaikan aku punya pacar. Andaikan aku tidak dilahirkan. Karena semua ini memuakkan. Hidup dibalik tawa semu. Hidup berselimut bahagia palsu. Kapan aku akan cukup dengan diriku sendiri? Kapan aku berhenti untuk membandingkan diriku dengan orang lain?
Aku tak mengerti, apakah memang benar ini penyebabnya. Atau mungkin diri ini hanya merasa telah menemukan persoalannya. Aku tak bisa ke mana-mana. Aku tak tau harus menuju ke mana. Ingin aku mengakhiri semua kehidupan yang aku gadaikan dari penilaian orang lain. Hidup yang aku jalani ini. Kehidupan yang tak aku miliki seutuhnya. Kehidupan yang sebagian besar diasuh oleh penilaian orang lain. Kehidupan yang menyengsarakan jiwa. Aku lemah oleh diriku. Tak mampu aku melawan. Aku lemah oleh diriku. Tak mampu aku menolak. Bajingan! Hidup berjalan seperti bajingan! Bajingan! Diriku ini bajingan! Bajingan yang tak mau belajar berhenti berharap penilaian orang. Hidup mu adalah hidup mu tolol! Jangan lemah! Karena sejatinya kamu bisa! Bodoh!
Di penghujung tulisan ini jujur aku tidak pernah tau apa yang sebenarnya aku rasakan. Selalu tak memiliki motivasi dalam hidup. Terlalu sulit untuk mendiskripsikan apa yang aku rasakan. Aku lelah. Atas kehidupanku yang telah aku gadaikan oleh penilaian orang lain. Tak pernah menjadi diri sendiri dan tak pernah puas dengan diri sendiri. Mungkin bukan hari ini, mungkin bukan bulan depan, mungkin tidak tau kapan. Tapi dengan tulisan ini sebagai bukti dan niat dalam hati suatu saat aku akan puas dengan diriku sendiri. Menjadi diriku sendiri yang terlepas dari penilaian orang lain! Menjadi manusia seutuhnya yang bahagia bahkan atas rasa kecewa.
Komentar
Posting Komentar