Hujan turun dengan derasnya di malam itu. Suara tetesan air hujan yang jatuh ke tanah mampu menjadi senandung rindu dengan tiupan hawa dinginnya yang membuat bulu kuduk menari-nari. Ia sedang menikmati segelas americano panas yang baru saja mendarat dihadapannya ketika dalam tegukan pertama Ia langsung merasakan kantung kemihnya penuh dengan cairan yang menuntut untuk dikeluarkan. Tanpa berpikir panjang Ia bangkit dari tempat duduknya. Memundurkan sedikit kursinya, memberikan ruang pada pantatnya untuk hengkang dari alas kursi yang sudah mulai hangat itu. Ia berjalan dengan pasti sembari membayangkan kelegaan yang akan Ia rasakan setelah membuang semua cairan yang kini sudah mulai mengganggu kenyamanannya. Sesampainya di depan toilet Ia tertegun dengan sebuah tulisan besar dengan huruf kapital yang berbunyi “MOHON MAAF TOILET SEDANG RUSAK”. “Mati aku”, pikirnya dalam hati. Ia sempat menghabiskan beberapa waktu celingak-celinguk mencari pelayan cafe yang sekiranya dapat Ia tanyai....